Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Provinsi Gorontalo Fadel Muhammad dianggap melakukan manuver yang membahayakan kepentingan Partai Golkar menjelang Pemilu 2009.
Demikian dikatakan Ketua DPD Tingkat II Kota Gorontalo Adhan Dambea, yang juga Wali Kota Gorontalo, kepada pers, Kamis (18/9). Menurut Adhan, manuver berbahaya yang dilakukan Fadel itu di antaranya merancang dilakukannya konvensi Partai Golkar untuk pemilihan calon presiden dan wakil presiden, serta pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar.
Dalam keterangan itu, Adhan didampingi lima ketua DPD tingkat II se-Provinsi Gorontalo. Sehari sebelumnya, Adhan bersama lima pimpinan DPD Partai Golkar tingkat II se-Gorontalo menemui Jusuf Kalla di kediaman dinas Wakil Presiden di Jalan Diponegoro, Jakarta.
Menurut Adhan, untuk menertibkan dan mendisiplinkan kadernya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Jumat (19/9) malam, akan menggelar rapat pimpinan harian yang dipimpin Ketua Umum DPP Muhammad Jusuf Kalla. Rapat akan berlangsung di Gedung DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.
”Semalam kami bertemu dengan Ketua Umum (Jusuf Kalla) di kediaman. Beliau menjelaskan duduk soalnya pencoretan Fadel Muhammad sebagai caleg nomor satu Gorontalo. Kami juga mendiskusikan gerakan yang tergolong membahayakan Partai Golkar,” kata Adhan.
Bantah sakit hati
Secara terpisah, Fadel Muhammad menyatakan siap menerima sanksi apa pun yang diberikan Partai Golkar. ”Saya akan tetap berada di Golkar. Sebab, apa salah saya sehingga diberikan sanksi? Munaslub itu bukan saya yang ngomong. Bahwa saya sakit hati, iya, karena saya dizalimi. Tetapi, saya tak melakukan langkah yang berbahaya, tetapi justru mau menyelamatkan Golkar,” ujar Fadel.
Fadel mempersoalkan kedatangan pimpinan DPD Partai Golkar ke Jakarta yang, menurut dia, telah difasilitasi Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud, yang juga adik ipar Jusuf Kalla.
”Kalau memang mengikuti aturan, seharusnya kedatangan pimpinan DPD tingkat II itu sepengetahuan koordinator wilayahnya, yaitu Pak Theo Sambuaga. Tetapi, ternyata tidak,” ujar Fadel.
Secara terpisah, Ketua Pelaksana Harian Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar Firman Soebagyo menyatakan, Fadel tidak layak kecewa kepada Partai Golkar terkait dengan tidak dicantumkannya Fadel dalam daftar calon anggota DPR dari Partai Golkar pada Pemilu 2009.
”Justru langkah itu dilakukan karena Partai Golkar ingin menjaga kepercayaan rakyat Gorontalo dengan memberikan kesempatan Fadel menuntaskan tugasnya sebagai Gubernur,” katanya.
Menurut dia, Partai Golkar justru menilai keputusan yang terbaik adalah tidak mencalonkan Fadel sebagai anggota DPR pada Pemilu 2009. Rakyat Gorontalo yang mayoritas memilih Fadel pada November 2006 akan terlukai jika Fadel diajukan sebagai calon anggota DPR karena berarti rakyat Gorontalo dikalahkan kepentingan parpol.
”Harus ada pertanggungjawaban secara moral kepada rakyat, kan baru diangkat sebagai gubernur. Jangan sampai tinggal gelanggang colong playu,” kata Firman. (har/dik)
Sumber : Kompas