Kalau kerjaku lama selesai, katanya aku lambat. Kalau atasanku kerjanya lama sekali, katanya dia kerja dengan teliti.

Kalau aku mengerjakan sesuatu tanpa disuruh, katanya aku sok pintar. Kalau atasanku mengerjakan hal yang sama, katanya penuh inisiatif.

Kalau aku bekerja dengan baik, kelihatannya atasanku tak pernah ingat. Kalau aku berbuat salah, kurang lebihnya atasanku tak pernah lupa.

Kalau aku melalaikan pekerjaanku, katanya aku malas. Kalau atasanku melalaikan pekerjaannnya, katanya ia sibuk.

Kalau aku bisa, katanya aku hanya kebetulan saja dan karena tidak biasa. Kalau atasanku (tidak) bisa, katanya karena ia belum terbiasa, padahal sesungguhnya sudah menjadi kebiasaannya.

Kalau saja aku jadi atasanku, katanya aku hanya berkahayal saja. Kalau atasanku seandainya menjadi aku, katanya tidak pernah bermimpi menjadi bawahan.

Kalau aku mengalami masalah-masalah yang besar di dalam melakukan pekerjaanku, katanya itu adalah sebagian dari proses menjadi “besar” dan jangan dibesar-besarkan. alau atasanku mengalami masalah-masalah yang kecil di dalam melakukan pekerjaannya, katanya ia sedang menghadapi sebuah masalah yang menyangkut hidup dan matinya.

Kalau aku melakukan sesuatu yang benar dengan sedikit kesalahan, katanya aku melakukan sesuatu yang salah besar . Kalau atasanku melakukan sesuatu yang salah dengan dalih pembenaran, katanya ia telah melakukan sesuatu yang sangat tepat sekali.

Kalau aku mengetahui banyak hal tetapi tidak mengumbarnya kepada orang lain karena orang lain belum tentu ingin mengetahuinya, katanya aku seorang yang egois yang hanya mau pintar sendiri. Kalau atasanku mengetahui sedikit hal dari banyak hal yang ada, katanya ia sudah mengetahui banyak dan menyeluruh.

Atasan selalu benar (pasal 1), bawahan selalu bekerja kurang baik (pasal 2). Kalau atasan salah, lihat pasal 1. Kalau bawahan benar, lihat pasal 2.

(A01/Bernad Simamora)


Eksplorasi konten lain dari Bernard Simamora

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.