Jakarta, Indikasi.id – Eks narapidana terorisme, Sofyan Tsauri menduga pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat menggunakan bahan Triaceton Triperoxide atau Aseton Peroksida (TATP).

Menurut Sofyan, TATP adalah salah satu jenis bahan bom yang memiliki daya ledak tinggi atau high explosive. TATP berjuluk ‘The Mother of Satan’.

“Dugaan kuat memakai TATP, biasa disebut the mother of satan, sejenis bahan high explosive, punya daya ledak tinggi dan punya daya hancur luar biasa,” kata Sofyan dalam keterangannya, Rabu (7/12).

Dugaan Sofyan merujuk pada efek ledakan yang menyebabkan lubang pada punggung pelaku bom di Polsek Astana Anyar. Dia menduga, pelaku membawa bom dengan ransel diwadahi panci atau Tupperware.

“Artinya dia bawa bom ransel di belakang, entah pakai panci atau tupperware, masih di teliti. Yang jelas ketika blarrr efeknya ke depan,” ucap Sofyan.

Dia menyebut aksi bom bunuh diri itu mengincar simbol mengincar simbol-simbol pemerintahan, terutama kepolisian. Menurut hasil penyelidikan sementara, aksi itu bentuk penolakan mereka terhadap pengesahan RKUHP oleh DPR, Selasa (6/12).

KUHP dinilai sebagai produk hukum kafir karena bertentangan dengan syariat Islam. Sofyan pun menduga kuat pelaku masuk dalam jaringan Jemaah Ansorut Daulah (JAD).

“Lalu di atas lampu ada bendera 1515 artinya itu dari kelompok 1515 artinya kelompok JAD,” katanya.

Aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung terjadi pada Rabu (7/12) hari ini sekitar pukul 08.20 WIB. Sebanyak 11 orang menjadi korban atas ledakan itu, dua di antaranya meninggal dunia, termasuk pelaku. (Ind)

The post Bom Bunuh Diri Di Polsek Astana Anyar Bandung first appeared on indikasi.id.