Sebagaimana Pemilu 2004, Pemilu Indonesia 2009 dinilai sangat dan terlalu sekuler dan tergolong sebuah “demokrasi yang keterlaluan” yang lebih demokrat dibanding Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan negara eropa, atau tempat-tempat dimana demokrasi itu lahir.
Tidak kepalang! Presiden Wapres dipilih langsung setelah pemilihan langsung anggota legislatif. Anggote legislatif yang dipilih mulai dari DPR pusat, DPRD di 33 Propinsi dan di “sekitar”500 Kota/Kabupaten. Kata “Sekitar” digunakan karena pertumbuhan Kota/Kabupaten yang dimekarkan juga luar biasa cepat berubah atau bertambah.
Siapa pun di negara ini, malah tidak hapal lagi jumlah anggota legislatif yang ada di negara ini bila dihitung mulai dari DPR hingga DPRD.
Sebelum dan Sesudah hajatan Pemilu 2009, disana dini masih dan akan berlangsung sejumlah Pilkada, baik Pilgug, Pilbup atau Pilwalkot, disamping Pilkades! Hitung-hitung, nyaris rata-rata 2 Pilgub/Pilbup/Pilwalkot mesti berlangsung di negara ini setiap hari. Pemilihan kepala daerah sudah merupakan salah satu kesibukan luar biasa di negara ini.
cukup menarik, walaupun saya tak suka politik
saya setuju dengan maksud bapak
saya setuju dengan pendapat ini, memang di negara ini demokrasinya berlebihan.tapi saya lebih suka membicarakan sepak bola atau olahraga lain dibanding deemokrasi,politik, dan sebagainya.
Saya setuju dengan pendapat anda, smoga Pemilu 2009 berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kecurangan2!!!
saya setuju dengan pendapat bapak yang tentang menyangkut pemilu 2009 demokrasi yang keterlaluan yang membuat masyarakat pusing untuk memilih siapa yang pantas .tapi saya tidak terlalu mengerti tentang pemilu atau dunia politik diIndonesia
saya setuju dengan artikel yang bapak tulis, karna akaan berpengaruh sangat baik bagi negara.
menurut saya yang awam tentang pengertian demokrasi secara luas,pendapat Bapak cukup memponis dan emang pemilu di negara ini carut-marut! Yang pasti solusi terbaiknya apa Pak????
Mmmm…. ya menarik sekali tentang politik zaman demokrasi ini, tetapi jujur saja saya kurang suka politik pak. kalau indonesia terus seperti ini. kapan ada kedamaiannya rakyat indonesia ini pak??
maksud saya sih, sebelum berbuat apa apa tentang negara, biar berpikir dulu liwat blog. Sapa tau bisa mempermulus masuk senanyan jadi anggota DPR
saya sangat setuju dgn pernyataan “Demokasi yang keterlaluan” dilihat dari wacana yang berlangsung skrg Demokrasi di Indonesia memang sudah kebablasan…dan memang benar WNI tidak mengetahui lagi jumlah anggota legislatif di negara ini dan WNI jg tidak bisa lagi membedakan “yang mana” yang benar-benar menyuarakan suara rakyat.
saya setuju dengan artikel yang bapak tulis.karena memang saya sangat tertatik dan hobi tentang politik,memang demokrsasi yang ada di indonesia ini kurang bagus dan sistem pemertintah sangat lemah, menagakibatkan orang yang ada d DPR atau yang ada d legislatip lupa dengan pungsi dirinya sebagai wakil rakyat,dampaknya adalah rakyat banyak yang miskin dan penagganguran di mana mana ini akan terus dan terus bertambah dan tidak ada pernah berhanti,kalau menurut orang awam yang baru mengenal tentang politik,rubahlah sistem pemerintahnya karena itu adalah kunci dari semua masalah ini.karena secara logika kita hidup di bumi tuhan maka otomatis harus memakai sistemnya.betul menurut manusia belum tentu menurut tuhan sekalipun tujuan baik.saya tdk pernah membeda bedakan agama karena agama itu semua benar,karena moto saya moto saya mengembangkan budaya toleransi dan perdamain.
Jujur saya awam tentang politik, karena saya memang tidak suka politik. Tapi saya setuju saja dengan komentar bapak.
demokrasi kita sekarang ini adalah demokrasi yang pesakitan.
demokrasi yang pintu terbuka untuk semua peluang penjajah politik kotor dan feodalis.
Komentar ditutup.