Aliansi Suara Rakyat, forum yang dideklarasikan 24 organisasi kemasyarakatan, meminta pemerintah cermat dalam menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) agar kasus penerima BLT salah sasaran tak terulang.

“Data-data penerima BLT harus akurat dan pendistribusiannya harus benar-benar diawasi agar tepat sasaran,” kara Sekjen Aliansi Suara Rakyat Syaiful Anwar di Jakarta, Rabu.

Terkait rencana pemerintah mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), menurut Syaiful, sebaiknya bantuan yang diberikan kepada keluarga miskin tidak hanya uang tunai, tetapi juga bahan kebutuhan pokok.

“Yang tidak kalah penting adalah menciptakan lapangan kerja padat karya sebanyak mungkin,” kata Syaiful yang juga Ketua Umum Himpunan Pengusaha Demokrat tersebut.

Untuk itu, kata Syaiful, alokasi anggaran yang tidak terlalu mendesak di APBN harus dikoreksi dan dialihkan untuk memperbanyak proyek padat karya.

“Misalnya tunjangan-tunjangan bagi anggota dewan, anggaran kunjungan, serta anggaran lain yang kurang memberi manfaat secara langsung bagi rakyat sebaiknya dialihkan untuk proyek padat karya,” katanya.

Terkait pernyataan berbagai kalangan yang meragukan efektivitas BLT, Saiful mengatakan, cara pandang BLT sebaiknya tidak mengarah pada efektif atau tidak efektif.

“Kita harus berfikir bahwa rakyat miskin harus dibantu, bukan apakah ini efektif atau tidak,” kata Syaiful.

Ditanya pendapatnya soal rencana pemerintah menaikkan harga BBM, Saiful menyatakan tidak mau terjebak dalam pro-kontra terkait hal itu.

Hanya saja, Saiful berharap pemerintah meninjau ulang kebijakan dan pengelolaan perminyakan di dalam negeri. Sebagai negara penghasil minyak, katanya, semestinya Indonesia tidak terganggu dengan kenaikan harga minyak mentah dunia. (*)

sumber: antaranews