Dulu rakyat Aceh pernah ingin memberi gelar pada Tutut. Dia diundang ke Aceh untuk menerima gelar tersebut. Namun saat upacara berlangsung Tutut tidak mau menerima gelar tersebut dan langsung cabut pulang.
Usut punya usut ternyata gelar wanita untuk wanita Aceh adalah Cut Nya. Maka gelar untuk Tutut akan menjadi : Cut Nya Tut.
Tutut yang kecewa berat berusaha menghubungi suaminya dan diterima oleh sekretaris Rukmana via telpon. “Halo, bisa bicara dengan Pak Rukmana?” tanya Tutut.
“Dari siapa?” tanya sang sekretaris. “Istrinya,” jawab Tutut “Oh tunggu sebentar Bu Ruk,” kata sang sekretaris dan langsung Tutut menutup telpon.Tutut kemb ali kecewa.
Ia pun langsung menghubungi Bina Graha. “Selamat siang bisa bicara dengan pak Presiden” tanyanya lewat telepon. “Dari siapa Bu?” tanya sang ajudan. “Dari putri sulungnya,” tegas Tutut dengan menyisakan nada kecewa berat. Sang ajudan pun segera menjawab, “Mohon tunggu sebentar Bu Tut.”
Dan Tutut langsung menutup telpon. Akhirnya ia memilih langsung telpon ke handphone-nya pak Presiden. Pak Presiden mengangkat teleponnya.
“Selamat siang Bapak. Bagaimana Bapak memberi saya nama, masa saya di Aceh di panggil Cut Nya Tut. Sedangkan sekretaris suami saya memanggil saya Bu Ruk dan ajudan Bapak memanggil saya Bu Tut.
Bapak Presiden menjawab “Ya sudahlah…, Biarken Tut, Bapak lagi sibuk nih.” (bs)
Eksplorasi konten lain dari Bernard Simamora
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.