Mengunjungi beberapa objek wisata alam dan budaya di Bali untuk kedua kalinya, masih saja mengundang takjub. Apalagi di akhir tahun 2012 lalu dan ber-“Old and New” di sana, wisatawan begitu ramai, hotel-hotel overload, dan setiap objek wisata padat pengunjung. Pesta kembang api malam 31 Desember 2012 bertebaran di semua penjuru Denpasar, mulai dari Nusa Dua, Sanur, Tabanan, dan terpusat serta paling ramai di Pantai Kuta yang sejak jam 15.00 tertutup buat mobil.
Siapa yang tidak pernah dengar Pantai Kuta di Bali? Di pantai yang indah dengan hamparan pasir putih dan deburan ombak yang indah ini menjadi surga bagi para peselancar dunia dan wisatawan. Berenang-renang hingga 50 meter dari bibir pantai masih aman sekalipun buat pernang amatiran. Begitu pun berselancar, pemula atau profesional dapat menikmatinya. Maka orang bilang, jangan dulu mengaku sudah ke Bali sebelum menikmati Pantai Kuta.
Pantai Kuta, biasa dieja “Kute” oleh orang Bali terhampar sekitar 1500 meter dan hanya berjarak 1,5 km dari Bandar Udara Ngurah Rai dan bisa ditempuh dengan 5 menit saja, dan 20 menit dari pusat kota Denpasar. Pantai ini berkembang mulai tahun 1960-an dimana saat pertama kali wisatawan Eropa berwisata ke Bali dan salah satunya keindahan Pantai Kuta. Puncaknya pada tahun 1970-an kedatangan wisatawan mencapai puncaknya di Bali, pada hal saat itu belum banyak fasilitas wisata di sana.
Pasca terjadinya Bom Bali 1 dan Bom Bali 2 tahun 2002, Pantai Kuta khususnya, dan Pulau Bali umumnya sepi wisatawan. Namun 3 tahun kemudian, Bali kembali menjadi favorit bagi wisatawan, bahkan Pantai Kuta makin dicintai orang dari berbagai negara karena telah mengukir sejarah di benak warga dunia. Pantai Kuta telah banyak dibenahi kembali dengan berbagai fasilitas penunjang, sehingga pantai ini kembali ramai dan dinikmati jutaan orang setiap tahun.
Pulihnya kepercayaan dunia atas keamanan dan kenyaman di Bali sebagai daerah/pulau wisata, diwujudkan mantan Pemimpin Tim Investigasi Bom Bali, Made Mangku Pastika, yang kemudian menjadi Kapolda Bali, dilanjutkan dengan tugasnya sebagai Gubernur tahun 2008-2013. Dan mengapa tidak untuk periode 2013-2018? Karena berkat tangan dingin disertai kecintaan mendalam Gubernur Made Mangku Pastika, Bali yang menjadi sorotan dunia ketika teroris meledakkan dua Bom tanggal 12 Oktober 2002 di sana, kini Bali kembali terasa nyaman, aman dan digemari turis lokal dan manca negara.
Jenderal Polisi Drs Made Mangku Pastika MM back home setelah ditunjuk Kapolri menjadi pemimpin tim investigasi pasca Bom Bali. Sebagai seorang reserse handal dalam melakukan tugas investigasi, ia bergerak cepat dan dalam waktu relatif singkat pelaku pengeboman berhasil ditangkap dan telah diadili. Terang saja sosok Made Mangku Pastika menjadi kesohor di seluruh Indonesia bahkan namanya menghiasi berbagai media massa internasional di Dunia atas kesigapannya.
Ternyata jadi pemimpin tim investigasi Bom Bali adalah awal pengabdiannya di tanah kelahiran, tahun 2003 Irjen Polisi Drs Made Mangku Pastika MM dilantik sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali. Sebagai daerah wisata, jaminan keamanan dan jaminan Bom Bali tidak terulang merupakan tantangan tersendiri bagi Kapolda Bali saat itu, disamping tugas dan fungsi standar kepolisian daerah lainnya seperti penanganan kriminalitas, pemberantasan judi, pemberantasan prostitusi, dan perang terhadap Narkoba. Tugas profesionalnya sebagai Irjen Polisi dituntaskan Made Mangku Pastika dengan pujian dari lapisan masyarakat, bahkan dunia internasional.
Kepemimpinan Mangku Pastika meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat pulau Dewata, dalam Pemilihan Gubernur tahun 2008, Made Mangku Pastika menjadi gubernur pertama pilihan rakyat di Bali. Sebagai gubernur dengan slogan Bali Mandara, Mangku Pastika menghidupkan bara semangat membangun Bali, ia menyempurnakan bhaktinya, memakmursentosakan rakyat Bali dan membawa Bali menuju lestari, aman dan sejahtera di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam menikmati sejumlah objek wisata di Bali, baik alam, maupun budayanya, sepertinya siapa pun akan takjub. Berharap, Bali akan selalu menjadi kebanggan Indonesia kini dan kelak. Bukankah “Bali Island” seringkali lebih dikenal perorangan di mancanegara ketimbang Indonesia? Namun alam yang indah rupawan seindah Pulau Bali yang karena keindahannya sering digelari Pulau Dewata bila dikelola oleh pemimpin seperti gubernur yang lebih cenderung memuaskan syahwat kekuasaan alih-alih pengabdian atas kecintaannya, maka tidak layak memimpin Bali.
Sangat disayangkan mengapa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), tidak mengusung kembali Made Mangku Pastika menjadi Gubernur Bali 2013-2018. Terasa kurang elok karena tahun 2008 diusung PDIP, tahun 2013 digadang-gadang Partai Golkar dan Partai Demokrat, padahal Bali adalah basis bagi PDIP dan Made Mangku Pastika dianggap “pahlawan” oleh rakyat Bali.
Semoga rakyat Bali dapat memilih Gubernur 2013-2018 yang tepat memimpin Bali, yang menyejahterakan rakyatnya, menjaga dan merawat Bali untuk dikunjungi warga dunia dari segala penjuru dan menjadi kebanggaan yang layak dibanggakan sertiap warga Indonesia.
Bernad (Bernard) Simamora, pengamat sosial politik, tinggal di Bandunga
Eksplorasi konten lain dari Bernard Simamora
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.