Memiliki iman seperti anak-anak itu bagus. Mengapa? Karena anak-anak cenderung bergantung total pada orang tuanya. Mereka yang mampu bergantung total pada Tuhan dalam segala keadaan adalah mereka yang bisa mendahulukan kehendak Tuhan berlaku atas dirinya daripada kehendak dirinya sendiri. Orang-orang seperti ini lebih mengandalkan kekuatan Tuhan daripadi kekuatan diri sendiri. Perhalikan, ada paradoks menarik. Memang, imannya seperti anak-anak tetapi iman yang seperti ini yang justu menunjukkan kematangan dan kedewasaan. Orang seperti ini mau menerima berkat letapi juga mau memberi. Mereka tahu bahwa yang punyi segala sesuatu adalah Tuhan. Hidup adalah memberi. Living is giving!
Iman seperti anak-anak berbeda dengan iman yang kekanak-kanakan. Jenis iman yang terakhir ini bukan membuat seseorang bergantung kepada Allah. Sebaliknya, orang yang memiliki iman seperti ini lebih banyak menuntut Allah untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak dan kemauannya. Iman kekanak-kanakan adalah iman yang egois, yang cuma berpikir untuk dan demi kepentingan dirinya sendiri. Orang dengan iman seperti ini maunya terima berkat tetapi tidak mau membaginya. Mau terima hidup tanpa mau memberi. Living without giving!
Manusia diciptakan bukan untuk menerima berkat tetapi untut membaginya. Allah mengutus kita untuk membagi hidup. Untuk itu dibutuhkan iman anak-anak, bukan iman kekanak-kanakan! Alkitab bercerita bahwa Allah memberikan kehidupan kepada manusia. Bahkan Allah mengangkal manusia dalam posisi sangat terhormat. Manusia adalah titik kulminasi ciptaanNya. Allah memberikannya kekuasaan yang sangat besar. Manusia hampir sama seperti Allah! Di dalam kekuasaannya, manusia bisa menghancurkan bumi dan planet ini dalam sekejab. Tetapi, kekuasaan itu bukan untuk menindas dan menghancurkan. Manusia justru diutus untuk membangun kehidupan menjadi lebih baik dar bermartabat bagi semua. Dalam tanggung jawab kita, seharusnya umat manusia dan dunia menikmati kesejahteraan dan keadilan.
Di tengah prahara akibat bencana alam dan bencana manusia, kita diutus untuk menyampaikan dan memberlakukan keselamatan Yesus Kristus. Beritakanlah keselamatan itu dalam kerendahan hati, dalam kerelaan memberi dan membagi, dan dalam cinta yang membangur persaudaraan.
Disarikan dari Khotbah Minggu 18 Mei 2008 oleh Pdt. Em. Anthonius Kurniasatya, di GKI JL. Maulana Yusuf Bandung