Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahap pertama yang akan disalurkan ke sepuluh kota, paling banyak akan disalurkan ke Surabaya. Direktur Pengembangan Metodologi Survei dan Sensus Badan Pusat Statistik Hamonangan Ritonga mengatakan karena di daerah ini merupakan daerah yang paling banyak orang miskinnya menurut data BPS.

Daerah kedua yang terbanyak yang akan menerima BLT adalah Bandung, Jawa Barat. Seperti diberitakan sebelumnya, sepuluh kota yang akan menerima BLT tahap pertama adalah Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Jogja, Palembang, Banjarmasin, Makassar dan Kupang.

Namun, Hamonangan tidak dapat menyebutkan dengan pasti detil jumlah kecamatan di setiap wilayah tersebut. “Nah, itu yang saya belum pasti, yang jelas di Indonesia ada 6.300 kecamatan, tapi di 10 kota itu belum pasti berapa,” ujar Hamonangan dalam konferensi pers Depkominfo mengenai antisipasi kenaikan harga BBM di Jakarta, Kamis (15/5).

Demi keadilan dan ketepatan penyaluran BLT di sepuluh kota ini, Pemerintah sudah menyiapkan tiga kluster yang diharapkan mampu mengurangi efek dari kenaikan BBM. Kluster pertama adalah Program Bantuan dan Perlidungan Sosial dengan sasaran 19.1 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS), di antaranya dalam bentuk raskin, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Kluster yang kedua disebut Program Pemberdayaan Masyarakat dengan sasaran 5.720 kecamatan yang akan mendapat PNPM Mandiri melalui Bantuan Langsung Masyarakat sebesar Rp 3 miliar per kecamatan untuk setiap tahunnya. Kluster ketiga adalah Program Penguatan Usaha Mikro dan Kecil yaitu bantuan-bantuan yang akan diberikan untuk menggerakkan usaha mikro dan kecil melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Jumlah BLT sebesar 14.1 trilyun. Angka PNPM akan berkembang terus, KUR kira-kira besarnya 5 trilyun, ya jumlahnya kurang lebih 14 triliun itu,” ujar Menteri Komunikasi dan Informasi Muhammad Nuh pada kesempatan yang sama.